Zaman dahulu kala di Jawa Timur, hiduplah seorang Raja dan
Permaisuri yang saling mencintai. Dan permaisurinya yang cantik itu
sangat setia pada suaminya (Raja).
Pada
suatu hari, Raja berniat pergi ke hutan untuk berburu rusa. Berangkatlah
Raja disertai para pengawalnya.
Setelah
lama berada dihutan, pulanglah Raja ke istana. Permaisuri sangat bahagia
ketika melihat Raja pulang ke istana.
Permaisuri mengabarkan bahwa istana kedatangan tamu dari kerajaan
tetangga. Tapi di saat Raja ingin menemui tamu itu, tiba-tiba Raja
mendengar bahwa tamu tersebut sangat akrab pada Permaisuri. Sehingga
Raja marah dan cemburu dan menuduh Permaisuri selingkuh dengan tamu itu.
Permaisuri berusaha meyakinkan Raja bahwa itu tidak benar.
Namun Raja tetap tidak percaya pada kata-kata Permaisuri. Dengan
berurai air mata Permaisuri berkata: “Kanda, Dinda ingin membuktikan
bahwa Dinda tidak bersalah, Dinda akan menghanyutkan diri ke sungai.
Jika nanti air sungai itu berbau busuk, berarti tuduhan Kanda benar.
Namun, jika air sungai itu harum, berarti Dinda tidak bersalah,
“SELAMAT TINGGAL KANDA”.
Tidak lama
setelah itu, Permaisuri menghanyutkan diri ke sungai, tercium bau yang
harum sekali dari sungai itu. Betapa menyesalnya Raja akan hal itu,
namun penyesalan beliau sudah terlambat, Permaisuri telah meninggal
dunia. Semenjak peristiwa tersebut, sungai tempat meninggalnya
Permaisuri itu diberi nama “BANYUWANGI”.